Kisah Kota Medan: Dari Tanah Deli Hingga Jadi Kota Hijau yang Modern

Kota Medan, dulunya dikenal sebagai Tanah Deli, memiliki sejarah panjang sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan Belanda di Indonesia. Pada tahun 1909, kota ini telah memiliki infrastruktur modern dengan perencanaan yang matang. Terdapat empat kampung utama di kota ini, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sugai Rengas, Kampung Petisah Hulu, dan Kampung Petisah Hilir.

Salah satu ciri khas kota Medan yang membuatnya menjadi istimewa adalah konsep kota hijau yang diterapkan oleh Belanda. Pohon-pohon mahoni, kecapi, dan pohon keras lainnya ditanam di jalanan tengah kota, sehingga memberikan keteduhan bagi penduduk kota pada masa itu. Belum lagi, terdapat alun-alun yang diberi nama Esplanade dengan banyak pohon beringin di sekelilingnya, stasiun kereta api, hotel, bank, dan kantor pos.

Pembangunan-pembangunan infrastruktur tersebut merupakan kebutuhan dari perusahaan-perusahaan milik Belanda, termasuk perkebunan. Wilayah Medan dan sekitarnya merupakan perkebunan karet, kelapa sawit, dan tembakau. Tembakau Deli, salah satu produk unggulan Medan, sangat terkenal di Eropa pada masa lalu.

Setelah Indonesia merdeka, muncul ide untuk menata kota Medan seperti rancangan gemeente (kotapraja). Pada 1950-an, wilayah baru dikembangkan dan dikenal dengan nama Medan Baru. Wilayah ini awalnya terinspirasi tata kelola Eropa namun tetap mempertahankan visi bisnisnya dan menjadi harapan bagi kota itu sendiri.

Kini, kota Medan telah berkembang menjadi kota modern dengan luas 265,10 kilometer persegi dan penduduk sebanyak 2,3 juta yang mayoritas berasal dari suku Melayu, Batak, Mandailing, dan Karo. Terdapat juga keturunan India, Tionghoa, dan suku Jawa yang tinggal di kota ini. Esplanade masih menjadi paru-paru kota dan tempat untuk para penduduk melepas penat. Infrastruktur kota semakin berkembang demi kemajuan kota Medan yang semakin maju.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *